Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PENTINGNYA MENGOPTIMALKAN KETERAMPILAN LITERASI DAN NUMERASI PEMBELAJARAN PJOK

 


Mari kita manfaatkan kesempatan emas masa tumbuh dan berkembangnya tubuh peserta didik kita yang masih  membutuhkannya. Perlu kita ketahui, dengan mengoptimalkan sejak dini dalam mengenali, mendalami berbagai macam belajar gerak, sehingga para murid-murid kita dapat merasakan manfaatnya untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.

Kita ketahui bersama, bahwa PJOK merupakan proses pendidikan yang bertujuan untuk membekali kecakapan gerak peserta didik kita pada masa kini dan masa yang akan datang. Dengan demikian, sebuah kewajiban bagi kita seorang guru PJOK untuk benar-benar memahami tugas dan fungsinya yakni membangun generasi muda dan mengantarkannya untuk mengenal diri dan megidentifikasi gerak diri yang mensejahterakan dan meningkatkan kualitas hidupnya.

Salah satu kebutuhan para peserta didik yang kita hadapi, diperlukan suatu kemampuan berliterasi kaitannya sangat erat dengan tuntutan keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis, dan reflektif. Namun hal ini masih dibutuhkan perhatian khusus untuk menajamkan kemampuan kita mewujudkan hal tersebut. Sesuai dengan data terhimpun bahwasannya, Pemahaman membaca peserta didik Indonesia (selain matematika dan sains) diuji oleh Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD—Organization for Economic Cooperation and Development) dalam Programme for International Student Assessment (PISA). PISA 2009 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-57 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 493), sedangkan PISA 2012 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-64 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 496) (OECD, 2013). Kedua hasil ini menunjukkan bahwa praktik pendidikan yang dilaksanakan di sekolah belum menjadikan semua warganya menjadi terampil membaca.

Dari data ini, bahwa kondisi ini masih memprihatinkan dan mendapatkan dampak positif dengan keluarnya peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 23 tahun 2015 tentang gerakan literasi di sekolah (GLS). Untuk kita ketahui, bahwa, Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. Kegiatan literasi kita ketahui dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu: pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran.

Sebagai tindakan yang dapat kita lakukan sebagai tahap awal adalah, tahap pembiasaan dimana penumbuhan minat baca melalui kegiatan membaca. Tahap pengembangan dilakukan dengan meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan, dan tahap pembelajaran meliputi kegiatan meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran.

Selanjutnya, bagaimana kita mengembangkan dan menerapkannya pada mata pelajaran PJOK?. Sebagai tahapan pelaksanaan literasi pada mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK) memang sangat jauh berbeda dengan mata pelajaran lainnya. Pada tahap pembiasaan dan pengembangan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai sumber informasi baik dari buku referensi, buku pegangan siswa maupun dari sumber lainnya.

Mata pelajaran PJOK dalam gerakan literasi memiliki tugas untuk meliterasi gerak peserta didik dan membangun partisipasi aktif dari peserta didik itu sendiri dalam belajar gerak yang mengacu mengembangkan kecerdasan jasmani sehingga diharapkan memiliki dampak pada cerdas rohani, cerdas mental, cerdas sosial, dan cerdas secara spiritual. Dengan pemberian pengalaman belajar gerak dapat membangun tercapainya kualitas hidup yang lebih baik. Pemahaman fungsi bergerak dan kemauan untuk ikut berpartisipatif aktif di dalamnya serta melalui mediasi aktivitas jasmani yang baik maka kualitas hidup yang lebih baik akan ditemukan dan dimiliki oleh peserta didik. 

Pengembangan belajar gerak dalam PJOK memiliki tahapan pelatihan/pengulangan dan pembiasaan. Pembiasaan bergerak aktif dapat mengantarkan siswa menjadi sehat dan bugar, merasakan kenikmatan dan kesenangan dalam bergerak, dan berkembang ke dalam karakter positif sebagai efek dari berolahraga seperti fair play, sportif, percaya diri, disiplin, bersemangat, jujur, tanggungjawab, toleransi, mengakui kelemahan diri sendiri, patuh aturan, mengakui keunggulan oranglain, dan sebagainya.

Pengetahuan yang dimiliki dapat memperkaya pengetahuan peserta didik baik tentang gerak, permainan, ataupun berbagai cabang olahraga lainnya diyakini dapat meningkatkan pengembangan daya nalar untuk membentuk pengetahuan tertentu. Kekuatan menginterpretasikan atau menganalisis pola gerak, pandai memposisikan dirinya saat melakukan olahraga permainan, pandai mengenali ruang dan waktu merupakan ciri-ciri kecakapan dan kepandaian dalam mengembangkan daya nalar hasil literasi gerak.

Beberapa poin penting yang dapat kita kembangkan sebagai Guru PJOK adalah sebagai berikut :

1.       Dengan adanya proses belajar yang reflektif kognitif atas peristiwa dalam belajar kecabangan olahraga. Pembelajaran menggunakan daya nalar yang tinggi untuk membentuk pengetahuan tertentu pada siswa baik tentang gerak, permainan, ataupun kecabangan olahraga tertentu.

2.       Melalui belajar sikap terkait dengan motorik siswa, misalnya mengalami interaksi sosial yang baik, akan terjalin komunikasi yang baik antar teman, serta muncul karakter positif.

3.       Dari aktivitas belajar motorik diharapkan kemampuan keterampilan motorik peserta didik  dalam menjalani tugas dan aktivitas sehari-hari meningkat.

 

Demikian sebuah tulisan singkat yang dapat kita kembangkan sebagai guru PJOK dalam mengasah perkembangan dan kemampuan Literasi para peserta didik kita disekolah.

 

Salam Olahraga!!!!

Jaya!!!!

Posting Komentar untuk "PENTINGNYA MENGOPTIMALKAN KETERAMPILAN LITERASI DAN NUMERASI PEMBELAJARAN PJOK"